BACHELOR OF BALI
= LAST PART =
Rose Ceremony telah berakhir, tangis-tangisan yang kulihat ketika Isabelle tereliminasi membuatku hatiku sedih walau aku tidak begitu mengenalnya, tapi aku salut melihat persahabatan antara Olivia dan Isabelle, karena aku dan teman sekamarku Rara tidaklah sedekat mereka. Tapi ada satu hal yang sangat membekas dari Rose Ceremony kemarin itu, Rommie mengucap nama MONICA ketika dia memberikan Mawar Merah padaku....aku sampai tidak bergeming selama beberapa saat ketika dia menyebut nama Monica bukannya Meilani, dan hal itu membuatku KESAL sekali...bisa-bisanya dia salah mengucapkan namaku didepan jutaan pemirsa yang menonton acara ini di rumah!!! Hal itu sangat membuatku malu, apakah diriku setidak berkesan itu kepadanya sehingga dia bahkan sampai lupa menyebut namaku?
Sepanjang malam aku tidak bisa tidur karena terus memikirkan siapa itu MONICA? dan apa hubungannya dengan Rommie? apakah Monica wanita yang dimaksud oleh Rommie ketika dia berbicara mengenai seorang wanita dari masa lalunya ketika kita kencan makan malam berdua ditepi pantai? pertanyaan-pertanyaan ini terus mendera pikiranku, dan tanpa disangka aku sudah melihat cahaya mentari menembus kisi-kisi jendela kamarku beserta Rara.
Kulirik kearah Rara yang masih tertidur pulas di ranjangnya, aku benar-benar masih merasa kesal karena insiden kemarin yang terjadi itu. Disatu sisi, aku ingin segera pergi dari tempat ini tapi dengan diberikannya Mawar Merah dari Rommie kepadaku, maka saya terikat untuk tetap berada di acara ini. Disisi lain, aku masih belum yakin apakah diriku ini sangat berarti baginya, karena aku tidak tahu apa saja yang terjadi ketika dia berkencan dengan Rara, Liv atau gadis-gadis lainnya. Aku tidak tidur semalaman, dan aku takut ada lingkaran gelap disekeliling mataku, jadi kuputuskan untuk bermasker ria saja agar wajahku tetap kelihatan cantik dan segar hari ini.
Beberapa saat kemudian, ketika aku sedang bermasker ria, aku mendengar ada suara orang yang masuk yang ternyata suaranya Romain. Dia mengajakku untuk pergi pagi itu, aku langsung menolak dan bahkan sempat berteriak agar dia tidak menggangguku pagi itu. Romain bertanya dengan heran kenapa aku sampai sekesal itu pada pagi hari ini sembari menggelengkan kepalanya dan memegang dahinya, padahal kami sedang direkam. Tiba-tiba kusadari kalau ada seorang kameramen juga disitu, saking kesalnya aku langsung berteriak pada kameramen itu "MATIKAN KAMERANYA!!!" karena aku benar-benar sedang tidak mood untuk direkam, aku sampai kaget dengan suara teriakanku sendiri, emosiku jadi tidak terkendali tatkala aku mengingat kembali nama Monica itu. Apa yang terjadi dengan diriku? apa aku cemburu dengan gadis bernama Monica itu? kalau benar, belum pernah aku merasakan rasa cemburu yang sebesar ini......
Romain sebenarnya sudah bertekad tidak akan menjahili Meilani lagi, tapi melihat Meilani kesal seperti ini, tiba-tiba rasa ingin menjahilinya kembali muncul karena dia tahu, secepat Mei darahnya naik, secepat itulah perubahan emosi Mei. Romain berpikir sejenak sebelum mengedipkan sebelah mata kearah kamera. "Ya syudah, jangan kita ganggu dia kalau begitu, syoalnya dia lagi maskeran syeperti itu pasti wajahnya JELEK syekali kalau tidak di make-up, makanya dia takut kalau kita melihat wajahnya tanpa dirias!" ejek Romain sengaja memanas-manasi Meilani.
Dan seperti dugaan Romain, Meilani segera bereaksi hebat mendengar ejekkan itu, "APA KAMU BILANG?!" Meilani segera menyingkirkan irisan mentimun dari kedua matanya. "Iiihh...lihat tuh! seperti MAK LAMPIR kan!" tunjuk Romain dengan ngeri lalu segera lari keluar, "APA?! Rommie...JANGAN LARI KAMU!!!" Meilani segera mengejar Romain keluar dari kamar hotel ketika dia terkejut mendapati keluarganya sudah berada diluar kamar hotelnya. Romain tidak kalah terkejutnya melihat keluarganya juga sudah berada disana. Ternyata itu adalah kejutan yang diberikan oleh Host acara ini Baby untuk mereka berdua.
Meilani melihat kearah keluarganya Romain. Dia melihat seorang pria dengan wajah berewokan dan terlihat serius serta galak, itu pasti papanya Romain jika dilihat dari kemiripan wajah papa dan anak. Disamping pria itu, berdiri seorang wanita anggun berkaca mata yang sangat kelihatan keibuan sekali. Selain itu ada seorang gadis cantik berkulit gelap yang berdiri didekat mereka dan gadis itu kelihatan tidak terlalu senang ketika melihat Meilani. Romain menyapa keluarganya tapi papanya malah menggubris dengan dingin seperti ini "Tout ce temps vous faire, c'est juste autour de vissage avec les poussins!?" teriak Mr. Farouel dengan keras dan lantangnya, dari suaranya bisa terlihat kewibawaan yang terkandung pada suaranya dan figurnya. "Je vous ai dit, papa! et regardez cette fille, elle est moche!" Julia Farouel adik dari Romain segera menambah memperuncing suasana. "Je ne suis pas près de jouer papa! et mes sentiments pour elle sont de véritables, soeur!" Romain membalas dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Mei.
Sebelum Mei sadari, tiba-tiba dia sudah didekati oleh keluarganya sendiri. Papanya Mei Mr. Kumala adalah seorang pria yang tenang sekali pembawaannya, kebalikan dari suaminya, istrinya Mrs. Kumala adalah seorang wanita yang sangat cantik dan modis bahkan untuk ukuran wanita yang usianya sudah kepala 4 saja dia masih terlihat sangat muda, ya...mamanya Meilani adalah seorang Diva yang sangat memperhatikan perawatan tubuh, dan hal ini benar-benar ditekankan pada kedua anaknya Michael Kumaladewa dan Meilani Kumaladewi. Oleh sebab itu janganlah heran baik Michael dan Meilani sangat memperhatikan perawatan tubuh mereka, karena itu sudah ditekankan dalam otak mereka sedari kecil karena Mrs. Kumala tidak sudi memiliki anak yang tidak mengenal apa itu yang namanya FASHION! Oleh sebab itu, sedari kecil jangan sekali-kali Michael atau Meilani terlihat memakai baju yang dianggap FASHION CRIME oleh mama mereka, baju-baju mereka harus selalu modis! Michael hanya berusia 2 tahun lebih tua dari Mei, dan dia sangat protektif sekali terhadap adiknya. Sementara mamanya siap memarahi Mei, Michael hanya duduk diatas pagar dengan cueknya karena itu sudah menjadi santapan sehari-hari dalam keluarga mereka. Tiada hari bagi mereka tanpa komentar dari Mrs. Kumala, Mrs. Kumala pasti memiliki sesuatu untuk diprotes terhadap anak-anaknya, mulai dari model rambut, baju yang dikenakan dan segala urusan lainnya yang menyangkut penampilan mereka.
"Mei!!! mama bilang apa kemarin dulu di telepon? keluar kan dari acara ini?! dan apa yang kamu masih lakukan disini?! dan lihat apa yang kamu kenakan ini? pakai masker sembari teriak-teriak dan mengejar seorang pria hanya dalam balutan pakaian tidur yang minim, memangnya itu yang mama ajarkan dirumah!? kamu itu ditonton LIVE diseluruh Indonesia, jadi setidaknya yang bisa kamu lakukan adalah menghormati dirimu sendiri!!!" Mrs. Kumala berteriak komat-kamit tiada henti kepada Meilani selama hampir 1 jam lamanya, Mr. Kumala bahkan tidak bisa berkata apa-apa, kelihatan sekali bahwa kebalikan dari keluarga Romain dimana Mr. Farouel sangat berkuasa dalam keluarga, Mrs. Kumala lah yang memegang kendali dalam keluarga!!!
Mei sudah sangat malu karena dimarah-marahi didepan kamera seperti itu tanpa hentinya hanya bisa diam tidak bisa berkata apa-apa. Romain yang melihat hal itu menjadi simpati, dia bahkan memegang lengan Meilani agar Mei tahu kalau dia akan terus mendukung Mei dan memperlihatkan rasa simpatinya. Karena hal itu kekesalan dihati Mei terhadap Romain pun mulai berkurang.
Siangnya, Romain tiba-tiba mengajakku untuk pergi menghabiskan akhir pekan berdua saja dengannya. Aku pun setuju saja, karena hal terakhir yang ingin kuhadapi sekarang ini adalah omelan dari mamaku. Maka setelah bersiap-siap, aku pun pergi bersama Romain. Dan sepanjang menghabiskan waktu itu, Romain tidak terlihat seperti biasanya yang suka bermain-main atau menggodaku, tetapi dia terlihat serius kali ini tidak seperti biasanya. Kami sesekali saling melirik kearah satu dengan lainnya, dan tatapan-tatapan yang saling kami lontarkan itu sangatlah dalam dan penuh dengan perasaan.
"Syaya syenang syekali karena kamu masyih berada disyini bersyamaku Mei" ujar Romain tiba-tiba memecahkan kesunyian. "Ya...karena kamu memberiku Mawar Merah ketika Rose Ceremony berlangsung, dan sesuai kesepakatanku ketika mengikuti acara ini dengan Baby, sebelum aku mendapat Mawar Kuning darimu, aku belum boleh pergi dari acara ini kecuali ada alasan yang sangat mendesak sekali. Tapi bagaimana dengan Marianne wanita yang kau hamili itu?" tanyaku padanya. "Tadi syaya syudah mencoba berbicara pada papaku, papa bilang kalau dia syudah mengatasyi hal tersebut, karena dia tidak mau kasyus itu mencoreng nama baik Beliau. Jadi dia syudah mengutus orang lain untuk menyelidiki kasyus tersyebut dan ternyata Marianne hamil dengan pria lain bukan denganku, pria itu tidak mau bertanggung jawab jadinya Marianne berusyaha untuk menipuku agar mau menjadi bapak dari bayi yang bukan darah dagingku" jawab Romain tenang. "Aku tidak tahu apakah aku harus senang atau sedih mendengar hal tersebut, disatu sisi aku lega kalau kamu tidak menghamili wanita itu, disisi lain aku sedih dengan Marianne dengan apa yang akan terjadi padanya nanti" aku menghela napas lega. "Mei...kamu adalah gadis pertama yang kutemui yang tidak hanya cantik fisyiknya syaja tetapi cantik hatinya juga" Romain berkata hal tersebut sambil menatap kedua mataku dengan kedua matanya yang tajam dan memikat itu, aku jadi tersipu malu dibuatnya.
"Mei, syudikah kamu untuk dilukis olehku. Aku ingin mengabadikan dirimu syebagai kenangan dikemudian hari, kalau gadis ini adalah gadis yang telah merebut perhatianku syelama Bachelor of Bali dan kamu benar-benar berbeda dengan gadis manapun yang pernah kutemui syebelumnya. Syaya tahu kamu ini orangnya emosian, pemarah, tapi syaya menyukai syemua syifatmu itu" Romain menatap kedua mata Meilani lebih dalam lagi, tidak ada ekspresi nakal dan jahil seperti biasanya di wajahnya, melainkan ekspresi serius ketika dia mengatakan semua itu kepada Meilani. Apa yang membuat Romain berubah drastis seperti itu? apakah ketika dirinya memutuskan untuk keluar dari acara ini, sehingga hal itu mengubah sesuatu dalam diri Romain dan dia sadar kalau dia tidak mau diriku pergi dari acara ini? pertanyaan tersebut terus berkecamuk dalam benak Mei, tapi dia enggan untuk menanyakan hal tersebut pada Romain. "Ya Rommie...aku bersedia dilukis olehmu, by the way, aku baru tahu kalau kamu orangnya bisa melukis" senyum Mei berusaha mencairkan suasana, "Banyak hal akan diriku yang kamu belum ketahui gadis manisku, tapi tenang syaja, syaya akan memberikan kesyempatan kepadamu untuk mengenalku lebih jauh. Lagipula, papaku berharap agar syaya kelak yang meneruskan bisnis Multimedia-nya di Perancis, jadi tentu syaja syaya harus mengerti dan menguasyai syegala hal mengenai Syeni dan Disyain bukan...." Romain tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Mei.
Itu pertama kalinya Mei melihat senyuman di wajah Romain selama mereka menghabiskan waktu bersama sabtu itu, dan dia tak ingin menghilangkan senyuman itu dari wajah Romain, oleh sebab itu Mei pun segera mencari lokasi yang pas untuk dia berpose sementara Romain pergi untuk mencari perlengkapan melukis. Beberapa saat kemudian, Mei sudah berpose sambil memegang sebuah pohon kelapa sembari meletakkan sebelah tangannya diatas batu sementara Romain terus melukisnya dengan serius. Belum pernah Mei melihat ekspresi seserius ini di wajah Romain seperti dia bertekad dengan teguh untuk membuat lukisan itu sesempurna mungkin. Dan selama dilukis oleh Romain, detak jantung Mei selalu berdetak dengan kencangnya tatkala Romain melayangkan pandangan kearahnya. "This guy really takes my breath away...." pikir Mei dalam hatinya.
Setelah beberapa saat kemudian, lukisan itu pun selesai. Ketika Mei diperlihatkan lukisan tersebut, kedua mata Mei sampai berkaca-kaca karena tidak menyangka melihat lukisan yang begitu indahnya. "Do you like it?" tanya Romain, "Yes...Rommie, absolutely!" Mei segera memeluk Rommie dengan erat sebagai ucapan terima kasihnya. Saat itulah Mei merasakan belaian tangan Romain dipunggungnya yang begitu lembut dan romantis sampai bulu kuduknya berdiri semua. Pelukan Romain terasa begitu hangat bagi Meilani, dan dia merasa nyaman berada dalam pelukan pria tersebut. "Mei, vous vraiment prendre ma couper le souffle" pikir Romain ketika dia memeluk Mei lebih erat lagi seakan enggan melepas gadis itu dari dekapannya. Selama beberapa saat mereka berpelukan sampai Mei mendengar perut Romain yang sudah "bernyanyi ria" sampai mereka berdua tertawa terbahak-bahak dan memutuskan untuk mencari makan bersama.......
Hari minggunya, Romain mengajakku untuk pergi menghabiskan waktu berdua saja di akhir pekan. Romain mengajakku untuk melihat-lihat setiap pelosok dari Denpasar yang sangat menarik baginya, dan dia ingin berbagi hal itu denganku. Setelah berkeliling cukup lama, kami pun bercakap-cakap mengenai banyak hal seperti hobi dan lainnya. Dan ternyata kita memiliki hobi yang sama yaitu menonton film.
Tiba-tiba Romain bertanya padaku apakah ada adegan dalam sebuah film yang sangat berkesan bagiku dan membuat aku ingin melakukannya juga di kehidupan nyata. Aku menjawab dengan spontan kalau Titanic adalah film Drama terfavoritku dan aku ingin seperti Rose dan Jack ketika melakukan adegan "I'm flying" diatas Titanic itu. "Come....." Romain tiba-tiba tersenyum kecil dan memintaku untuk ikut dengannya. Ketika kutanya dia mau membawaku kemana, dia hanya tersenyum saja dan ingin membuat diriku tetap menjadi penasaran sepanjang perjalanan menuju tempat yang dituju.
Aku sangat terkejut dan bukan main senangnya tatkala kita sampai disebuah kerangka kapal. "Rommie, is this like what I think it is....?" mataku sudah berbinar-binar saking senangnya. "Oh you bet it is!" Rommie tersenyum lebar ketika membawaku ke atas kapal dengan pemandanan laut segera menyapa kami dengan indahnya. Angin yang berhembus diatas sana benar-benar menenangkan jiwa.
"Mei, syekarang syaya ingin kamu menutup kedua matamu dan rentangkan kedua tanganmu kesyamping" bisik Romain ditelingaku. "A...aku takut!" seruku gugup begitu menoleh kebawah dan melihat betapa tingginya kapal tersebut, tiba-tiba lututku segera bergetar hebat saking ngerinya. "Sst...ada syaya disyini yang akan syelalu menjagamu" bisiknya dengan romantis. Maka dengan takut-takut aku membentangkan kedua tanganku kesamping dengan dibantu olehnya sembari menutup kedua mataku erat-erat saking takutnya. "Now open your eyes" bisiknya, kubuka kedua mataku perlahan-lahan dan perasaan yang kurasakan saat itu benar-benar MENAKJUBKAN!!!
"I'm flying....Rommie!!!" ujarku sembari menatap pemandangan didepanku, seluruh bulu kuduk ditubuhku berdiri semua ketika kurasakan sensasi yang sangat hebat ketika itu. "What if I fall?" ujarku kepadanya, "Mei whenever you fall, I'm gonna be the wings that will fly you up till the end of time....." bisiknya....dan gadis mana sich yang tidak luluh ketika mendengar bisikan romantis seperti itu, hal itu sampai membuat lututku lemas dan yang kusadari berikutnya adalah jeritanku sendiri ketika aku terjerambap kedepan jatuh dari atas kapal itu. Tapi Romain dengan sigapnya segera menahan tubuhku dan segera merangkulku dengan kedua lengannya yang kuat dan berotot. "Rommie...you saved me again?" ujarku padanya, jantungku masih berdegup dengan kencangnya, tidak tahu apa karena peristiwa yang baru saja terjadi atau karena berada didekatnya. "I've told you Mei, I'm not gonna let you fall whenever you near me!" ucapnya. Dan disaat itulah, kusadari kalau Romain adalah pria yang tepat untukku!
Sore itu, kami berdua hanya menghabiskan waktu berdua di Pantai Kuta Bali, piknik berdua sambil menikmati indahnya pemandangan sunset di Kuta Beach tersebut. Tidak ada yang berbicara sepatah katapun, kami berdua hanya menikmati saat-saat yang indah itu dalam keheningan. Aku menyandarkan badanku pada dadanya yang bidang sementara Romain terus menatap kearah indahnya mentari senja.
Jika ada istilah 'waktu serasa berhenti dan dunia serasa milik berdua' itulah kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan saat-saat tersebut. Kami hanya duduk dalam keheningan dan keromantisan tersebut sampai mentari senja sudah benar-benar tenggelam di ufuk barat, lalu kami memutuskan untuk kembali ke hotel dimana semua DRAMA akan segera terjadi!!!
Kami berdua berjalan sembari bergandengan tangan ketika memasuki hotel tempat keluarga kami menginap, ya setelah kedatangan keluarga kami, aku dipindahkan ke hotel yang berbeda supaya aku bisa tinggal bersama keluargaku. Dan semenjak saat itu pula, aku sudah tidak pernah melihat Rara lagi.
Tiba-tiba kami dikejutkan oleh Mr. Farouel yang ternyata sudah menunggu kami di ruang tamu depan kamar hotel kita masing-masing. "Papa?! que vous attendiez ici?" tanya Romain. Tapi Mr. Farouel malah diam saja dan bukannya tersenyum, Beliau malah menatap kami berdua dengan tatapan galak. "Je suis tellement déçu de vous fils! Mon entreprise n'est pas stable en ce moment. Et c'est à cause de vous! et tout ce que vous êtes en train de faire est à ce jour autour de quelques poussins!" teriak Mr. Farouel dengan lantangnya. "Papa, ce que je suis en train de faire est de trouver une fille que j'aime vraiment ...." Romain mencoba menjelaskan yang sebenarnya pada papanya. "Je mets beaucoup d'espoir en vous, et vous briser tous mes espoirs en morceaux, fils!" ujar Mr. Farouel sebelum dia segera berlalu menuju kamar hotelnya. Setelah pembicaraan itu, Romain terlihat sedih sekali dan muram. Dia hanya duduk terdiam disana setelah mendengar perkataan papanya itu. Aku menjadi simpati, maka kutemani dia disana selama beberapa saat sembari meletakkan daguku diatas bahunya.
Setelah beberapa saat, Romain menoleh padaku dan membelai pipiku, "Syaya rasya kamu syebaiknya beristirahat syaja Mei, kamu pasti capek syeharian jalan-jalan denganku" ujar Romain, aku mengangguk manja lalu berdiri dari kursi disusul oleh Romain. Baru saja kami berdiri, tiba-tiba Michael entah muncul darimana sudah berada didepan kami dan segera memarahi Romain betapa dia adalah seorang Playboy dan pasti ini akal-akalannya Romain untuk mengikuti acara Bachelor of Bali yang penuh dengan gadis-gadis cantik agar dia bisa berasyik-masyuk dengan gadis-gadis tersebut demi kesenangan pribadinya.
Aku berusaha keras menahan Michael yang emosinya meledak-ledak karena ingin menghajar Romain. Dilain pihak, Romain diam saja tidak membalas tantangan yang dilontarkan oleh Michael karena dirinya tahu, tidak ada gunanya bagi dirinya untuk melawan Michael, karena dia tahu persis kalau Michael itu hanyalah seorang kakak yang sangat protektif terhadap adiknya dan tidak ingin adiknya Mei itu terluka karena dirinya.
"Look Michael right? I really...really like your sister, and I assure you that my feelings toward her are real!" ujar Romain. "Sorry but I don't believe you! you're a player who likes to date a lot of women, and how can I be so sure that my sister is not one of your victims?!" teriak Michael dengan marah sambil berusaha menerjang Romain lagi tapi Mei terus menahannya. "哥, 他不是那种人. 他是非常客气的给我. 我真的很喜欢他!" Mei mengatakan perasaan yang dirasakannya pada kakaknya itu. "美, 他可能会欺骗你, 他是一个花花公子" ujar Michael tapi dia jadi tidak tega ketika melihat muka Mei yang sudah memelas dan sedih seperti itu. "FINE!!! but if I know that you hurt my little sister...I'm gonna make sure you feel sorry for that!!! mark my words!!!" teriak Michael kearah Romain. "Mei, sekarang bersiap-siaplah, ada makan malam bersama sebentar lagi" Michael berkata pada Meilani sebelum berlalu.
"Rommie, tolong maafkan kakakku. Dia memang sangat protektif sekali terhadapku sedari kecil" ujar Mei sedih, karena dia berharap Michael lah orang pertama yang akan menerima Romain dalam keluarganya. "It's okay, syaya mengerti kog. I wish I had that kind of relationship like you two have with my sister Julia......" ujar Romain lirih, Meilani berusaha mencari tahu apa yang dimaksud dengan Romain dengan perkataannya itu, tapi Romain diam saja, sebelum mereka akhirnya kembali ke kamar mereka masing-masing dan bersiap sedia untuk makan malam bersama antar 2 keluarga.
Suasana ketika makan malam sangatlah sunyi dan penuh dengan ketegangan. Aku belum berbicara lagi dengan mamaku semenjak 2 hari yang lalu ketika mereka pertama kali sampai. Aku juga bisa merasakan getaran-getaran tidak senang dari Mr. Farouel dan Julia terhadapku! Hanya Mrs. Farouel yang sesekali tersenyum kearahku. Tampang Romain juga tidak kalah hebat cemberutnya, dia hanya tersenyum simpul ketika aku tersenyum kepadanya, dari ekspresinya aku tahu kalau hal terbaik adalah diam di saat-saat seperti ini. Suasana makan malam itu benar-benar sunyi senyap, hanya bunyi dentingan sendok dan garpu terhadap piring saja yang terdengar, sampai akhirnya papaku yang biasanya suka melucu dirumah tidak tahan lagi dan memecahkan keheningan yang ada.......!!!
"Wah hebat juga ya ide acara ini untuk mempertemukan 2 keluarga seperti ini, jadinya kita sudah bisa membiasakan diri dulu sebelum berbesanan nantinya" senyum ramah Mr. Kumala diwajahnya yang lucu. "Pa! Mei itu belum tentu menikah dengan pria playboy itu!" ujar Mrs. Kumala ketus tiba-tiba. "Siapa yang kamu bilang dengan anak playboy? kalau anak saya playboy? lalu anak kamu apa karena mau diplayboy-in di acara ini!" Mrs. Farouel yang biasanya diam tiba-tiba segera bersuara karena tidak sudi anak kesayangannya Romain dijelek-jelekkan. Dan perang antar 2 keluarga itu pun PECAH!!!
"Tuh kan apa kubilang, kamu harusnya tidak mengikuti acara ini Mei! Pria ini tidak pantas untukmu!!!" ujar Michael. "Tapi ko, Rommie tidak seperti itu!!!" bela Meilani. "Tidak seperti itu?! kamu pasti sudah dibuayai olehnya!" ujar Mrs. Kumala tiba-tiba! "Enak saja anak saya dibilang buaya, dia itu MANUSIA tau!" Mrs. Farouel tersinggung. "Ma, biarin aja deh, Romain kan emang seperti yang mereka bilang...dia itu tidak pantas menjadi pewaris papa di perusahaan! aku yang pantas!" ujar Julia ketus menatap tajam ke arah Romain. "Julia! cukup dengan syemua hal itu! Syudah berapa kali kubilang padamu, kalau kamu menginginkan perusyahaan papa, silakan ambil! kamu kira untuk apa syaya syampai jauh-jauh pergi ke Bali ini, karena syaya tidak mau bertengkar denganmu terus mengenai syiapa yang pantas menjadi pewaris papa dan syapa yang tidak berhak!" ujar Romain yang tiba-tiba berteriak dengan keras karena emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi. "Tuh kan Mei! kamu sudah liat pria yang kamu bela-bela itu...dia tak lain adalah seseorang yang hanya bisa berteriak pada adik perempuannya sendiri!" ujar Mrs. Kumala. "Nyonya....maaf ya tapi bukan cuma anak saya saja yang memiliki kelemahan, kamu kira anak anda bagaimana? memakai baju-baju terbuka seperti itu dihadapan jutaan pemirsa, apakah itu yang diajarkan dirumah anda, untuk memamerkan asset yang dimiliki biar dilihat khalayak ramai?!" ujar Mr. Farouel tiba-tiba dengan sangat menyindir! "APA?! berani-beraninya kamu mengatai anakku seperti itu! Dasar kamu orang tidak tahu aturan, pantas saja usahamu sekarang dalam masalah kalau kamu saja tidak becus mengurus rumah tanggamu sendiri!" teriak Mrs. Kumala dan GEMPARLAH meja makan tersebut, setiap orang di meja tersebut saling berteriak satu sama lainnya. Hanya Mr. Kumala yang duduk diam dengan tenang sampai geleng-geleng kepala melihat semua orang saling berlomba siapa yang memiliki suara paling kencang malam itu!!!
"DIAAAAAAAAMMMMMM!!!!" teriak Romain yang sudah tidak tahan, tapi Mr. Farouel segera memarahi Romain untuk tidak ikut campur dalam masalah ini dan kedua keluarga itu saling memaki lagi tanpa hentinya, Michael dan Julia pun tak kalah heboh ikut menyumbang suara dalam pertengkaran itu. Sedangkan Mei hanya terbengong-bengong melihat keluarga Farouel dan keluarganya sendiri....selama ini mamanya Mrs. Kumala selalu menang dalam semua perdebatan dalam keluarga, tapi malam ini Mrs. Kumala mendapat saingan berat dari Mr. Farouel yang tidak kalah brutal dan gaharnya dalam berteriak!!!
Tiba-tiba saja Mei merasa tangannya ditarik oleh Romain yang sudah tidak tahan untuk pergi dari tempat itu. "ROMAIN...KEMBALI KESINI!!!" teriak papanya dengan marah ketika Romain tetap cuek menarik tangan Meilani yang hanya tersenyum karena dia tidak pernah mengira, kalau kedua keluarga mereka akan "MENYATU" seperti ini!
Romain membawaku keatas gedung hotel tersebut. Malam itu terasa dingin apalagi dengan gaun yang kukenakan. "Maaf atas kejadian tadi Mei, akhirnya kamu lihat kan syeperti apa keluargaku. Papaku terus mendesyakku untuk melanjutkan bisnisnya, mamaku terus mendesyakku untuk menikah dengan gadis-gadis yang tidak syaya syukai. Dan adikku Julia....dia itu syangat membenciku dan menganggapku syebagai syaingannya dalam mendapatkan harta warisyan dari papa...keluargaku benar-benar KACAU Mei....syaya bahkan tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menghadapi keluargaku lagi!" ujar Romain frustasi.
Mendengar pengakuannya tersebut, aku semakin simpati dengannya, ternyata setiap keluarga itu punya masalah mereka masing-masing. Aku selalu menganggap kalau keluargaku sangatlah parah dengan punya mama seperti mamaku...tapi punya adik seperti Julia ternyata jauh lebih buruk dari yang pernah aku bayangkan, aku sekarang sangat bersyukur bisa memiliki seorang kakak seperti Michael yang selalu melindungi dan menyayangiku.
"Rommie...tidak pernahkah dalam kehidupanmu kamu mencintai seorang wanita sebelumnya sehingga kamu selalu menolak semua wanita yang selalu dijodohkan oleh mamamu? lihat tampangmu....dengan tampangmu saja kamu sudah bisa memikat gadis manapun. Tidak pernahkah ada gadis yang jatuh hati padamu?" pertanyaan itu tiba-tiba meluncur saja dari bibirku tanpa kusadari. Romain menatapku lekat-lekat sebelum akhirnya menjawab "Ya....pernah ada seorang gadis Indonesia yang membuatku tergila-gila padanya. Kurasa dia adalah cinta pertamaku dan namanya adalah Monica Wijaya!" nama itu benar-benar seakan-akan bagai GELEDEK di siang bolong bagi Meilani, karena akhirnya dia tahu siapa itu Monica....wanita yang disebut namanya waktu Rose Ceremony, dan lebih terkejutnya lagi, Mei MENGENAL siapa itu Monica Wijaya karena Monica adalah TEMAN BAIKNYA!!!
"A...apa yang terjadi dengannya? mak...maksudku apa yang terjadi dengan Monica?" tanya Meilani dengan gugupnya. "Dia...dia meninggalkanku dan menikah dengan pria lain!!! kamu lihat kan? tampang bukanlah segala-galanya....ternyata gadis yang kucintai itu lebih memilih untuk menikah dengan pria yang lebih berduit....." ujar Romain, tiba-tiba kepala Meilani menjadi pusing dan perutnya terasa mual....karena dia teringat dengan pembicaraan penting yang dilakukannya dengan Monica, karena Meilani lah orang yang mengatakan kepada Monica UNTUK TIDAK MENIKAH dengan Romain!!!
Dada Meilani tiba-tiba terasa sangat sesak karena dia teringat malam ketika sahabat karibnya Monica curhat kepadanya mengenai 2 pria yang dia sukai pada saat yang bersamaan. Satunya adalah seorang bad boy yang suka hura-hura dan seperti tidak punya masa depan, sedangkan yang satunya lagi adalah seorang good boy yang sangat pintar, rajin dan bertolak belakang dari pria yang satunya lagi. Sang bad boy itu masih belum mapan secara finansial dan Monica takut kalau segala kebutuhan mewahnya tidak akan terpenuhi, sedangkan good boy sudah bekerja dan mapan secara finansial. Dan sekarang Monica bingung siapakah yang harus dipilihnya, sang Bad Boy atau sang Good Boy yang telah meminangnya...karena pada saat itu Monica berkencan dengan 2 PRIA SEKALIGUS!!!
Dan Mei ingat betul dengan perkataanya pada Monica malam itu, "Mon, cewek pada dasarnya suka bersenang-senang dengan bad boy karena mereka itu lebih fun untuk dipacari....tapi pada akhirnya mereka akan menikahi seorang Good Boy karena Good Boy itu lebih bisa dipercaya dalam hal hubungan jangka panjang!" dan saat itu juga Meilani baru menyadari...kalau Bad Boy yang dibicarakan Monica saat itu adalah ROMAIN dan dialah yang membuat Romain kehilangan cinta pertamanya!!! APA YANG AKAN DILAKUKAN ROMAIN KALAU DIA SAMPAI TAHU MENGENAI HAL INI ?!!!
"Mei...? Mei..... ?" Romain tiba-tiba kaget dengan Meilani yang melamun. "Oh maaf a...aku......." Meilani jadi tidak bisa berkata apa-apa. "Mei...apalah gunanya aku hidup jika hidupku syeperti ini?! kehidupan cintaku kacau! kehidupan keluargaku juga kacau!!! Aku ini adalah pria yang tidak memiliki masya depan!!! yang bisya kulakukan hanyalah hura-hura, clubbing dan kencan dengan banyak wanita!!! jika seperti ini lebih baik aku MATI SAJA!!!" teriak Romain yang malam itu benar-benar frustasi ketika dia segera mendekati pinggir gedung, merentangkan kedua tangannya lebar-lebar kesamping dan ingin lompat dari atas gedung itu!
"Rommie!!! apa yang kamu lakukan!!!? JANGAN BERTINDAK BODOH!!!" teriak Meilani ketakutan ketika dia berusaha keras menarik tubuh Romain dan mencegahnya untuk melakukan tindakan bodoh! "Katakan Mei...beri syaya syatu alasyan mengapa syaya harus hidup?!" teriak Romain putus asa. "I...I....CARE FOR YOU ROMMIE!!! Isn't that enough reason for you to live?!" teriak Meilani sambil menangis ketika dia meneriakkan kata-kata tersebut! "What did you say?" tanya Romain yang tidak menyangka akan mendengar hal tersebut dari bibir Mei. "Don't make me say it again Rommie....." tangis Meilani yang merasa kalau pipinya yang sudah basah terkena air matanya memerah karena malu. "Say it again Mei...say it! or I'll JUMP!!!!" ancam Rommie. "NO DONT!!! I....I CARE FOR YOU!!!! PLEASE DON'T DO ANYTHING STUPID!!!" teriak Meilani sambil menangis ketika tiba-tiba Romain berbalik dan memeluknya dengan erat sampai Meilani kesulitan untuk bernapas. "Thank you Mei.....thank you....." ucap Romain sambil terus memeluk Mei dengan erat diatas gedung tersebut.
Setelah berpelukan cukup lama, aku dan Romain pun memutuskan untuk kembali ke kamar hotel kita, karena kita berasumsi kalau malam sudah larut dan orang-orang pastinya sudah tidur. Tapi ketika aku tiba di ruang tamu depan kamar hotelku, ternyata kakakku Michael sudah menunggu disana.
"Mei...apa-apaan kamu pergi begitu saja dari ruang makan bersama playboy itu, apa kamu tidak mendengar mengenai apa yang kita debatkan tadi itu....?! Dan apa kamu tahu kalau mantanmu Wilson terus menelepon kerumah mencarimu begitu dia melihatmu bersama Romain di TV, dan dia berkata padaku bahwa dia INGIN KEMBALI padamu. Nah saya lebih setuju kalau kamu bersama Wilson ketimbang bersama Romain!" marah Michael pada adik perempuannya itu. "Ko...please jangan memarahiku lagi...Koko adalah orang terakhir yang kuharapkan untuk memarahiku saat ini dan orang pertama yang kuharapkan untuk mendukung hubunganku dengan Rommie, karena malam ini aku baru mengetahui kalau aku telah melakukan suatu kesalahan yang besar dengan menyuruh Monica untuk tidak menikahi Rommie!" ujar Meilani sedih.
"Monica? Monica Wijaya teman baikmu yang slutty itu?" tanya Michael heran, Meilani mengangguk pelan. "Apa hubungannya dia dengan semua ini?!" tanya Michael heran. "Ter...ternyata Monica adalah CINTA PERTAMA Rommie....dan aku adalah orang yang mengatakan pada Monica untuk tidak menikah dengan Rommie tetapi menikah dengan suaminya sekarang Larry!" ujar Meilani yang benar-benar merasa bersalah. Saat itulah Rommie yang diam-diam menguping tanpa sengaja pembicaraan Michael dan Meilani karena ingin mengucapkan selamat malam kepada Meilani MENDENGAR SEMUA ITU!!! Saking kagetnya, Rommie sampai membentur daun pintu dibelakangnya, dan hal itu membuat Michael dan Meilani menoleh kearahnya.
"Ro...Rommie......" Meilani pucat bukan main mengetahui Romain berada disitu dan mungkin mengetahui semua yang dia bicarakan dengan kakaknya Michael. "Mei....HOW COULD YOU?!!! ternyata syelama ini syemua itu disyebabkan olehmu?!" tuding Romain dengan penuh amarah. "Rommie please....I can explain this...." pinta Meilani sembari terisak-isak. "DON'T......YOU EVER TALK TO ME AGAIN!!!" teriak Rommie ketika melayangkan jari telunjuk ke arah Mei lalu segera pergi masuk ke kamarnya dan membanting daun pintu kamar hotelnya dengan keras. "天啊...怎么办...?!" tangis Meilani panik ketika dia memeluk kakaknya Michael dengan erat. Apapun yang terjadi, dia harus berusaha untuk membicarakan hal ini dengan Romain besok.
Keesokkan paginya, Mei sudah bangun sejak awal dan mencoba untuk menjelaskan mengenai Monica kepada Romain, tapi setelah menunggu beberapa saat di depan kamarnya, Romain tidak kelihatan juga. Saat itulah Mei melihat Mrs. Farouel dan menanyakan perihal keberadaan Romain. Mrs. Farouel berkata pada Mei bahwa Romain sudah pergi keluar semenjak tadi pagi. Mei semakin resah mendengar hal tersebut, karena dia takut Romain akan melakukan tindakan bodoh seperti yang coba dilakukannya semalam. Oleh sebab itu dia memutuskan untuk segera pergi mencari Romain.
Setelah mencari Romain cukup lama, Meilani akhirnya mendapati Romain tengah berada di dekat pantai. Ketika dia mendekati Romain, Meilani terkejut melihat Michael yang terlihat mesra dengan Julia ditepi pantai. Sepertinya mereka berdua menjadi dekat dalam beberapa hari belakangan ini. Julia sangat senang melihat Michael tidak menyukai Romain, karena dia sangat tidak menyukai kakaknya, yang ada di pikiran Julia hanyalah uang...uang...dan uang, dan dia tidak sudi harus berbagi harta warisan dengan kakaknya itu! Oleh sebab itu Julia ingin menghancurkan Romain dengan mendekati Michael agar Michael terus menolak hubungan Mei dan Romain. Dia tidak peduli bagaimana dengan perasaan Romain dan Meilani, karena baginya uang adalah segalanya dan dia bersedia untuk melakukan apapun untuk menghancurkan kakaknya itu.
Romain berbalik tatkala dia menyadari kalau ada yang mendekatinya. "Mau apa kamu?!" sergah Romain dengan kasar pada Meilani. "Rommie...please let me explain. Ya, aku memang orang yang menyuruh Monica untuk meninggalkanmu, tapi aku benar-benar tidak tahu tatkala itu kalau kamu benar-benar mencintai Monica....aku hanya menilai dari sisi Monica saja yang menceritakan dirimu...aku tahu kalau aku sangat bersalah dan aku hanya bisa meminta maaf darimu, tapi please Rommie...maafkanlah diriku.....aku....aku benar-benar menyesal dan tak tahu harus berkata apa-apa lagi...." tangis Meilani lirih.
"Then don't say anything anymore! PERGI KAU! ENYAH KAU DARI MUKAKU!!! Syaya tidak syudi melihat tampangmu lagi!!! Kalian wanita syama syaja! Tidak Monica....tidak Julia....dan syekarang KAMU!!! Yang kalian pikirkan cuma UANG...UANG...dan UANG!!! Memang syekarang syaya belum bekerja dan belum mapan....tapi syaya tidak mau menikahi syeorang wanita hanya karena dia mencintai hartaku.....now GO AWAY!!!! You know what? syaya ini syudah lelah dengan syemua yang kulakukan syelama ini untuk melarikan diri...syaya sudah ingin menjalin sebuah hubungan yang serius dengan seorang gadis yang sangat kusayangi dan gadis itu adalah KAMU Mei! Dan lihat apa yang kudapatkan? kamu ternyata orang yang menyebabkan syakit hatiku syelama ini karena ditinggal oleh Monica! Dan syaya bahkan telah memercayakanmu dengan kisyah masya laluku yang tidak pernah syaya ceritakan pada siapapun syelama ini termasyuk kepada mamaku sendiri....karena syaya menganggap kamu adalah gadis yang tepat bagiku...gadis yang telah kutunggu-tunggu syelama ini...tapi ternyata....ternyata......." untuk pertama kalinya Meilani melihat air mata di kedua matanya Romain, Mei tidak bisa berkata apapun karena dia tahu kalau dirinya telah membuat pria tersebut terluka dengan sangat sakitnya atas perbuatannya itu. "Kamu bilang sendiri kan kalau kamu ingin pergi dari acara ini, nah SYILAKAN PERGI!!! Syaya MENYESYAL telah memberikan Mawar Merah kepadamu!!! And now, I WOULD NEVER WANT TO SEE YOU AGAIN!!!!!!!!!" teriak Romain dengan kasar, penuh kemarahan dan sangat menyayat hati!!! Meilani yang mendengar perkataan Romain akhirnya tidak tahan lagi membendung air matanya yang sudah membanjiri kedua pipinya, dia pun segera berlari kembali ke hotel untuk mengemasi barang-barangnya dan pergi dari Bali untuk meninggalkan semuanya ini! Karena dia tidak pernah menyangka semua kenangan manis bersama Rommie sekarang akan ternoda dengan kenangan-kenangan pahit ini, bahkan sebelum mereka menjalin sebuah hubungan yang pasti, mereka sudah bertengkar hebat seperti ini......
Ketika Meilani sedang berkemas-kemas, tiba-tiba sesuatu terlintas dibenaknya. Romain pantas membencinya, dan mungkin tidak akan pernah mau untuk melihatnya lagi, tapi setidaknya dia harus melakukan sesuatu untuk Romain sebelum dia meninggalkan tempat itu, dia harus berbicara dulu dengan orang tua Romain mengenai perasaan Romain selama ini dengan Mr. dan Mrs. Farouel agar kedua orang tua Romain bisa mengetahui apa sebenarnya yang dirasakan oleh putera mereka itu. Maka Mei pun segera mengganti bajunya dan pergi mencari kedua orang tua Romain.
Beruntung bagi Mei, karena Mr. dan Mrs. Farouel sedang berada di ruang tamu didepan kamar hotel mereka, tapi sayangnya Julia ternyata berada disitu juga, sepertinya Julia sudah selesai berkencan dengan Michael. "EH!!! MAU APA KAMU KEMARI?!" Julia segera menyambut Mei dengan kasarnya. Mr. dan Mrs. Farouel pun menoleh kearah Meilani dengan tatapan dingin. "Mau apa kamu kemari? bukankah mamamu tidak suka kalau kamu berhubungan dengan putera kami? kami pun tidak suka kalau putera kami berhubungan denganmu!" ujar Mrs. Farouel dengan nada dingin, tidak ada lagi raut keibuan dan anggun seperti biasanya kali ini. Mr. Farouel hanya diam membisu masih dengan tampang gaharnya itu.
"Tenang saja Mrs. Farouel, Rommie juga sudah tidak mau berhubungan denganku lagi. Aku sudah melakukan kesalahan besar padanya yang tidak bisa dimaafkan olehnya..." ujar Mei sembari berusaha menahan air matanya. "Bagus itu! lalu masih mau apa lagi kamu kesini?!" tanya Julia ketus sembari menyilangkan kedua tangan didepan dadanya dan menatap sinis kearah Meilani.
"Sebelum aku pergi, ada yang ingin kukatakan pada kalian bagaimana perasaan Romain sebenarnya yang tidak kalian ketahui...." ujar Mei, "Apa maksudmu...?!" Mr. Farouel tiba-tiba angkat bicara. "Ini mengenai sesuatu yang Romain katakan padaku..." Mei baru mau berbicara tapi kalimatnya sudah dipotong oleh Mr. Farouel dengan teriakan "Jangan LANCANG kamu ya anak muda! kamu ini baru kenal puteraku baru beberapa minggu saja! apa yang membuatmu merasa sok kalau kamu jauh lebih mengenal dirinya dari kami?! dia itu sudah bersama kami selama 28 tahun!!!" marah Mr. Farouel, Julia senang ketika Meilani dimarahi.
"Lalu apakah kalian tahu kalau selama ini dia tersiksa ketika bersama kalian? apakah kalian tahu kalau dia pernah disakiti oleh wanita yang dicintainya sehingga selama ini dia selalu menolak semua gadis yang dijodohkan dengannya? apa kalian tahu alasan dia pergi dari rumah ini karena dia tidak mau bertengkar dengan adiknya Julia soal siapa yang paling berhak mendapat warisan keluarga Farouel? dan mungkin masih banyak lagi hal mengenai Romain yang kalian tidak pernah tahu walau sudah bersama kalian selama 28 tahun?!" tangis Mei tiba-tiba sampai Mr. & Mrs. Farouel terkejut bukan main dengan apa yang barusan dikatakan oleh Mei, itu benar-benar hal yang membukakan mata mereka. Dan ironisnya, hal itu harus mereka ketahui dari orang lain bukan dari anak mereka sendiri. "A...Aku tidak tahu mengenai hal itu?" ujar Mr. Farouel yang terkejut bukan main. "Aku akan segera pergi dari tempat ini, hanya ada satu yang kuminta, agar kalian menjaga baik-baik putera kalian, karena dia adalah seorang Pria yang kesepian, terluka dan seorang pria yang hebat juga dibalik semua topeng yang dikenakannya selama ini. Dan kuharap kalian bisa melihat putera kalian tanpa topeng yang selalu dikenakannya selama ini agar kalian bisa menyadari siapa putera kalian sendiri itu.....permisi!" ujar Mei menangis lalu segera pergi dari tempat itu.
Mr. dan Mrs. Farouel sampai saling menatap satu sama lainnya selama beberapa saat dalam keheningan, "Sayang sekali mereka sudah tidak menjalin hubungan lagi...jika tidak, aku harus mengakui kalau gadis tersebut adalah calon yang paling pantas untuk bersanding dengan putera kita" ujar Mr. Farouel. "Dan jangan lupakan mama dari gadis itu adalah lawan yang tangguh untukmu soal debat!" ujar Mrs. Farouel lalu sepasang suami istri itu malah tersenyum mengingat perdebatan saat di meja makan kemarin malam tersebut. "Kurasa kita harus membicarakan hal ini dengan Mr. dan Mrs. Kumala" ujar Mr. Farouel ketika berdiri dari kursinya, Mrs. Farouel mengangguk dan menggandeng lengan suaminya itu. Julia kaget bukan main melihat hal itu, "Tapi pa......" protes Julia, "DIAM JULIA!!! sudah papa putuskan mulai saat ini, Romain akan menjadi PEWARIS SAH semua bisnis papa di Perancis! dan bila kamu masih mau menikmati harta kekayaan keluarga Farouel, mulai saat ini kamu harus BELAJAR untuk MENGHORMATI kakakmu itu!" ujar Mr. Farouel tegas, sehingga Julia hanya bisa mendongkol sendiri.
Mei sudah siap berangkat dengan koper-kopernya ketika kru BoB mengatakan kalau pihak hotel mau mengadakan pesta besar sebagai perayaan dari akhir acara Bachelor of Bali ini dah Meilani diminta untuk tinggal setidaknya satu malam lagi saja, karena tanggung kalau dia pergi begitu saja tanpa menghadiri pesta tersebut, Mei akhirnya pun mengiyakan untuk menghadiri pesta besar yang diadakan hotel malam itu.
Malam yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Romain sudah berjas dengan gantengnya di hall hotel tempat dimana pesta tersebut diadakan. Michael terlihat asyik bercakap-cakap dengan seorang pemuda yang baru muncul di pesta itu, pemuda itu tak lain adalah Wilson Chandra, mantan Meilani yang membuangnya dari atas kapal pesiarnya tempo hari karena tidak mau tidur dengannya. Michael rupanya sudah menelepon Wilson untuk datang ke pesta itu atas hasutan dari Julia agar hubungan Romain dan Meilani semakin hancur.
Dan yang tak disangka-sangka terjadi, muka Romain yang tampak murung malam itu berubah menjadi ekspresi yang penuh dengan keterkejutan tatkala cinta pertamanya Monica Wijaya menampakkan dirinya di pesta itu dengan balutan busana yang sangat seksi dan rambut yang disepuh coklat. "Halo Romain...long time no see....." sapa Monica dengan menggodanya. "Mo...Monica...apa yang kamu lakukan disyini...?" tanya Romain kaget. "Aku menonton acara ini secara LIVE Romain, dan kamu kira aku mau melewatkan malam final ini? no way Rommie....karena malam ini juga aku sudah memutuskan untuk KEMBALI PADAMU!!!" desah Monica sembari meletakkan tangannya diatas bahu Romain, "Jangan memanggilku Rommie!" ujar Romain yang tidak suka dipanggil seperti itu, sepertinya Romain hanya membolehkan Mei untuk memanggilnya seperti itu. "Oh kenapa cemberut seperti itu Rommie...itu kan panggilan kesayangan TEMAN BAIK-ku Mei padamu...tapi tenang saja, malam ini aku akan membuatmu melupakan Mei karena aku sudah membooking sebuah kamar di hotel agar kita bisa menghabiskan malam berdua saja selepas pesta" desah Monica lagi tapi pandangan Romain tiba-tiba teralih pada seorang gadis yang baru tiba dipesta dengan menuruni undakan tangga. Gadis itu mengenakan gaun ungu yang sangat anggun dan terlihat mempesona malam itu, gadis itu tak lain adalah Meilani!
Melihat Meilani tiba, Wilson segera buru-buru berlutut sebelah kaki didasar tangga untuk menjemput mantan pacarnya itu. Mei kaget bukan main melihat Wilson, dia masih membenci pria tersebut, tapi ketika dilihatnya Romain disana dengan tubuhnya DIPELUK oleh Monica dari belakang, Mei pun segera tersenyum kearah Wilson dan menerima tangan Wilson.
Sepanjang malam, Romain tidak bisa melepas pandangannya kearah Mei walau dia harus mencuri-curi pandang kearah gadis tersebut. Melihat hal itu, Monica tidak senang, maka dia pun segera menghampiri Meilani yang sedang berbicara dengan Wilson. "Hai Willy, bisakah aku berbicara dengan Mei sebentar?" desah Monica, "Tentu saja" ujar Wilson lalu meninggalkan kedua gadis itu berdua.
"Mon...bagaimana kamu bisa berada disini?" tanya Mei kaget. "Oh harus dong...emangnya aku mau membiarkan kamu MENIKAMKU DARI BELAKANG dengan mencuri Romain dariku! kamu ini yang waktu itu menyuruhku untuk tidak menikahi dia, ternyata kamu mau mencurinya dariku ya!" tuding Monica. "Mon, aku benar-benar tidak tahu kalau pria yang kau bicarakan waktu itu adalah Romain. Lagipula, aku baru bertemu dengan Romain itu beberapa minggu yang lalu, dan aku benar-benar tidak tahu kalau Romain itu adalah mantan pacarmu sampai kemarin. Jika aku tahu kalau dia itu mantan pacarmu, aku tidak akan sudi mengikuti acara ini dari pertama" ujar Meilani. "Bagus kalau begitu, maka mulai sekarang KAMU JAUHI ROMAIN...karena aku akan tidur dengannya malam ini!" ujar Monica. "Apa? bukankah kamu sudah menikah Mon? lalu bagaimana dengan suamimu Larry?" tanya Meilani. "Kamu tahu aku kan...aku adalah tipe wanita yang tidak cukup hanya dengan satu pria dalam hidupku! Larry adalah pria yang sangat baik...dan pernikahanku begitu sempurna. Masalahnya...pernikahanku itu BEGITU SEMPURNA!!! Kami bahkan tidak pernah bertengkar sama sekali, dan aku butuh TANTANGAN dalam kehidupanku atau aku akan mati karena kebosanan nantinya! Oleh sebab itu, maka aku sudah memutuskan untuk menjadikan Romain sebagai TTM ( Teman tapi Mesra )-ku!!!" ujar Monica sembari mengedipkan sebelah matanya. "Mon...kamu harusnya bersyukur sudah memiliki pernikahan yang bahagia dengan Larry, jangan kau rusak hal itu karena pernikahanmu begitu sempurna...apakah kamu tahu banyak wanita diluar sana yang menginginkan pernikahan seperti itu?!" nasehat Mei. "Lalu membiarkanmu merebut Romain dariku? JANGAN MIMPI!!! Romain itu MILIKKU SELAMANYA!!! dia tidak boleh mencintai wanita lain selain diriku!!!" ujar Monica. "Mon, kamu tidak boleh egois seperti itu, kamu harus membiarkan Rommie mengejar kebahagiaannya sendiri juga kalau kamu hanya bisa menawarkan kebahagiaan semu pada dirinya...." ujar Mei. "Aku tak peduli! Yang penting, mulai dari sekarang JAUHI ROMAIN atau kamu akan berurusan denganku!!!" ancam Monica lalu segera mendekati Romain dan sengaja mencium Romain didepan mata Mei, Romain sebenarnya menolak, tapi begitu dia melihat Mei sedang menatap kearah mereka, maka Romain pun sengaja membalas ciuman Monica untuk membuat Meilani semakin sakit hati melihat hal tersebut.
Setelah berlangsung beberapa lama, akhirnya sampai pada acara dansa malam hari itu, untuk merayakan cinta yang bersemi-semi di udara. "Yeah right?" ujar Mei pesimis pada dirinya. Mr. dan Mrs. Farouel sudah menuju lantai dansa terlebih dahulu, disusul Mr. dan Mrs. Kumala, kemudian Julia dengan Michael. Monica pun segera menarik Romain ke lantai dansa juga, Meilani tiba-tiba dikejutkan oleh Wilson yang mengajaknya berdansa, jadinya dia mengiyakan saja.
Romain merasa heran pada dirinya, dia akhirnya bertemu dengan wanita yang sudah mematahkan hatinya dan wanita itu sekarang berdiri tepat didepannya, berdansa dengannya dan mengatakan kalau dia ingin kembali pada dirinya, tetapi mengapa dirinya malah tidak bisa melepas pandangannya dari Meilani yang tengah berdansa dengan pria lain. Dia sudah bertekad untuk tidak akan pernah mau bertemu dengan Meilani lagi, tapi melihat Meilani di pesta itu, dibenaknya hanya ada Mei...Mei....dan Mei. Dan melihat Meilani berdansa dengan pria lain terutama dengan mantan pacarnya itu, membuat hati Romain semakin tidak karuan saja.
Meilani yang tengah berdansa dengan Wilson, tiba-tiba merasa tidak nyaman karena Romain terus melihat kearah mereka, terutama kearah dirinya! Dia berusaha untuk tidak membalas tatapannya Romain, tapi setiap kali pandangan mereka bertemu, Meilani merasakan sebuah gejolak dalam dirinya. Tiba-tiba saja bibir Wilson sudah mendekati bibirnya, "Willy mau apa kamu?!" Mei segera menghindar dari ciuman Wilson. "Ayolah Mei, aku tahu kalau kamu masih mencintaiku...kita tidak seharusnya putus, ayo kita kembali pacaran saja" senyum Wilson.
Melihat Wilson yang berusaha mencium Meilani, api kecemburuan langsung membakar seluruh tubuh Romain, tiba-tiba saja dia melepaskan diri dari Monica dan berjalan kearah Wilson dan Meilani. "Maaf, tapi apakah aku bisa mencuri pasangan dansamu sebentar?" tanya Romain pada Wilson. Wilson menatap Romain dengan tidak senang dan "Tidak! dia itu pasangan dansaku, sana kamu dengan pasangan dansamu saja!" usir Wilson, "Well if that so...." Romain tiba-tiba menarik tangan Meilani untuk mengajaknya berdansa ketika "Kurang ajar!" Wilson segera melayangkan tinju kearah Romain tapi Romain berkelit dengan sigapnya dan balas MENINJU Wilson sampai roboh dilantai dan dalam sekejap saja suasana pesta itu jadi HEBOH dengan pekikan kaget dan ketakutan akan kekacauan yang terjadi!
"Rommie apa yang kamu lakukan?!" Monica tidak percaya kalau dua lelaki itu malah bertengkar demi memperebutkan Meilani bukannya dirinya. Meilani tiba-tiba merasa malu dan tidak bisa menahan semua itu, dia malah langsung menangis. "Mei...apa kamu tak apa-apa?" tanya Romain sembari melingkarkan tangannya ke pinggang Mei. Mr. Kumala tersenyum senang melihat hal itu karena dia merasa ada kemungkinan kalau pasangan muda itu akan berbaikan lagi. "Lepaskan aku!" jerit Mei tiba-tiba lalu lari dari pesta. "Mei tunggu!" Romain segera mengejarnya. "ROMMIE!!!" Monica menjerit histeris karena dia ditinggal di pesta begitu saja oleh Romain.
Meilani terus berlari menembus udara malam yang dingin itu, tapi tidak dipedulikannya, dia terus berlari karena yang diinginkannya hanyalah pergi sejauh-jauhnya dari pesta tersebut. Meilani terus berlari sampai dia tiba ditepi pantai ketika tiba-tiba ada yang menarik lengannya dari belakang, dia menoleh dan kaget melihat Romain yang ternyata mengejarnya.
"Rommie buat apa kamu mengejarku? pergilah bersama Monica karena dia kesini untuk kembali padamu, kenapa kamu terus menggangguku? bukankah kamu yang bilang kalau kamu sudah tidak ingin bertemu dan melihatku lagi? lalu mengapa kamu harus membuat semua ini menjadi begitu su....mmmbbbb!" tangis Mei ketika tiba-tiba Romain menarik dirinya kedalam pelukannya dan membungkam tangisan gadis itu dengan bibirnya. Dan itu merupakan ciuman pertama mereka selama acara ini!
Selama beberapa saat mereka berciuman, sampai Mei tiba-tiba melepaskan bibirnya dari bibir Romain. "Rommie apa-apan ini...? apa yang kammmmmmppp!!!" Romain sudah membungkam bibirnya lagi untuk kedua kalinya. Meilani melepaskan bibirnya lagi, "Rommie bagaimana dengan Mon...mmmbbbb!!!" untuk ketiga kalinya bibirnya dibungkam oleh Romain dengan ciuman yang sangat menggebu-gebu seakan-akan ciuman itu sudah ditunggu-tunggu oleh Romain selama beberapa minggu belakangan ini. Meilani menjadi semakin panik ketika dia merasakan lidah Romain mulai merambah masuk kedalam mulutnya, dia ingin melepaskan diri tapi tubuhnya hanya membiarkan bibirnya itu menjadi milik Romain malam itu. Mereka berdua berciuman dengan sangat panas dan menggebu-gebunya sampai tiba-tiba Romain menghentikan ciuman tersebut, dan menatap kedua mata Meilani dengan tatapan penuh cinta.
"Mei, papa syudah menceritakan syemua yang telah kau lakukan dengan mengatakan yang syebenarnya pada mereka. Dan aku tidak pernah menyangka kalau kamu sepeduli itu kepadaku untuk melakukan hal tersyebut. Aku juga syudah menerima tawaran papa untuk mulai belajar menekuni bisnis yang dijalani papa syelama ini syetelah acara ini syelesyai, dan syaya juga akan berusyaha untuk menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan adikku Julia...tapi tolong jangan tinggalkan aku syendiri Mei, syaya membutuhkanmu untuk melewati syemuanya itu! Syelama ini bayangan Monica syelalu menghantuiku...tapi syetelah bertemu denganmu....syaya perlahan-lahan bisa menghapus syemua kenangan pahit yang disyebabkan oleh Monica, bahkan ketika Monica muncul malam hari ini, yang kupikirkan dikepalaku hanyalah kau Mei! Kurasya ini jodoh, dan syaya syekarang syangat berterima kasyih karena dulu kamu menasyehati Monica untuk tidak menikahiku....karena jika tidak....maka syaya tidak akan pernah bertemu dan mengenal syeorang Meilani Kumaladewi" ujar Romain dengan mata berkaca-kaca ketika dia mengutarakan isi hatinya.
"Rommie....apakah kamu tahu? selama ini aku selalu memimpikan bahwa ada seorang Pangeran yang akan menyelamatkanku diatas menara dan memintaku untuk menikahinya. Selama ini kukira aku tidak akan pernah bertemu dengan pangeran tersebut, selama ini aku mengira bahwa pangeran itu hanya ada dalam khayalanku saja. Tapi baru sekarang aku menyadari kalau aku telah bertemu dengan pangeran itu! Pangeran itu adalah orang yang menyelamatkanku ketika mantan pacarku membuangku ditengah laut....Pangeran itu adalah orang yang melindungiku ketika ada seekor hiu yang berenang disekelilingku.....Pangeran itu sudah melindungiku ketika ada seorang wartawan dan seorang wanita hamil menyerangku...dan Pangeran itu juga telah menjagaku ketika aku hampir terjatuh dari atas kapal.....apakah kamu tahu? kalau Pangeran tersebut adalah KAMU!!!" tangis Meilani ketika membelai pipi Romain.
"Mei....do you love me? 'cause 我喜欢你!" ucap Romain, Mei kaget dan tersenyum bahagia mendengar kata mandarin pertama yang didengarnya dari Romain dan itu adalah 3 kata yang sangat indah. "Yes...je t'aime trop" Meilani membalas dengan 3 kata Perancis pertamanya juga. Baik Romain dan Meilani tersenyum bahagia sebelum mereka berciuman lagi dengan penuh cinta dibawah langit malam yang sangat romantis.
ps : bagaimana kelanjutan kisah Meilani dan Romain? jawabannya hanya di the Final Rose Ceremony
ps : Meilani won the contest and won Romain's heart too in the end, and they are now happily married.
THE END